SIARAN PERS: Indonesia menjadi Kunci Penggerak Pertumbuhan Dunia di Masa Datang - CLOSING
Sebuah Seruan untuk Mewujudkan Ekosistem yang Ramah Investor
JAKARTA, 17 Mei 2013 - Pemerintah Indonesia kembali menegaskan komitmennya untuk memberikan dukungan dan infrastruktur yang dibutuhkan kepada para pelaku industri migas guna meningkatkan kegiatan eksplorasi dan produksi di negara ini.
Berbicara pada acara penutupan Konvensi dan Pameran Indonesian Petroleum Association (IPA) ke-37 tahun 2013 hari ini, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia, Susilo Siswoutomo, mengatakan bahwa pemerintah sangat serius dalam mendukung industri ini.
"Presiden telah menginstruksikan Kementerian ESDM serta institusi pemerintah lainnya, pada acara pembukaan Konvensi dan Pameran Indonesian Petroleum Association (IPA) ke-37 tahun 2013, untuk mengambil langkah yang dibutuhkan guna memperbaiki iklim investasi di negara ini, termasuk perampingan birokrasi terkait perizinan dan kami akan menindaklanjuti instruksi ini. Namun, pelaku industri juga perlu berperan dalam pewujudan hal tersebut. Pelaku industri harus bekerja keras guna mencapai target yang telah ditetapkan oleh pemerintah," ujar Susilo.
Presiden IPA, Lukman Mahfoedz, dalam pidatonya menegaskan kembali pesan penting yang disampaikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yaitu bahwa pemerintah mengakui kebutuhan industri akan kejelasan, konsistensi serta kepastian guna mendukung peningkatan kegiatan eksplorasi. "Presiden juga telah berkomitmen untuk memberikan insentif guna mendukung kegiatan eksplorasi dan program EOR," tambah Lukman.
Salah satu pembelajaran utama dari sesi-sesi pleno selama konvensi bahwa pertumbuhan dunia di masa depan akan berpusar di kawasan Asia, terkait dengan investasi dan konsumsi, dengan Indonesia sebagai salah satu negara berkembang. Semua tren mengindikasikan bahwa pertumbuhan global akan berpusat di Asia, termasuk pertumbuhan populasi, perekonomian global, kebutuhan energi dan alur perdagangan.
"Dunia kini tengah bergeser ke arah Asia, dalam hal konsumsi dan investasi. Tren ini menggarisbawahi betapa mendesaknya kebutuhan akan kebijakan dan insentif baru guna mengamankan pasokan energi negara ini," ujar Lukman. "Sekarang adalah waktu yang kritikal untuk memfokuskan diri pada isu-isu kunci, termasuk investasi jangka panjang yang dibutuhkan untuk meningkatkan cadangan migas Indonesia, guna memastikan keberlanjutan pasokan energi di masa depan, terutama dalam memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat."
Konvensi dan pameran tahun ini menghimpun para pemangku kepentingan dalam industri migas, termasuk diantaranya para pembuat kebijakan, instansi pemerintah, investor, dan sektor penyedia jasa guna mendorong peningkatan investasi di Indonesia.
Dalam pidatonya, Bambang Istadi, Ketua Panitia dari konvensi dan pameran tahun ini menyatakan dengan bangga atas tingkat partisipasi yang demikian tinggi. Salah satu pencapaian dari acara ini adalah tingkat kesertaan, baik dari segi pengunjung, peserta konvensi maupun para undangan, dengan jumlah keseluruhan 16.128 peserta, atau dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya. "Jumlah peserta terdaftar meningkat drastis selama konvensi tiga hari ini hingga melebihi 3.200. Hal ini menunjukkan antusiasme yang demikian tinggi dari para khalayak sasaran dan masyarakat umum untuk berpartisipasi dalam ajang migas terbesar di kawasan Asia Pasifik ini, dan mencerminkan betapa pentingnya sektor migas," ujar Bambang.
Ia menambahkan, "Kami ingin menyampaikan terima kasih mendalam atas segala dukungan yang telah diberikan oleh semua pihak terlibat sehingga acara ini dapat berjalan dengan sangat baik".